Sabtu, 27 Oktober 2012

DETEKSI DINI PERKEMBANGAN ANAK

Setiap anak tidaklah sama. Karenanya, perkembangannya juga berbeda. Meski demikian, Anda harus tetap memantau perkembangan anak dari waktu ke waktu dengan berpedoman pada penilaian perkembangan. Apa saja?

Saat berkumpul bersama teman-teman arisan, Novelia terkejut melihat anak temannya telah bisa jalan sambil berpegangan. Sementara Toni, putranya, belum bisa duduk sendiri. Padahal, usia mereka sama-sama masuk tujuh bulan. Dalam hati, Novelia bertanyatanya, jangan-jangan anaknya lamban perkembangannya dan apakah itu normal?

Anda mungkin juga sering melontarkan pertanyaan itu kepada diri sendiri. Mengapa anak saya telat bicara, padahal temannya sudah bisa bicara, mengapa anak dia sudah bisa berjalan, sedangkan anak saya belum, dan segudang pertanyaan lain.

“Setiap anak itu berbeda sehingga perkembangan antara anak satu dan anak yang lain juga bervariasi. Variasi ini kadang memang cukup besar,” kata dokter spesialis anak Nia Niasari.

Nia mengatakan, orangtua sebaiknya tidak perlu cemas bila melihat perkembangan anaknya tidak sepesat anak yang lain. Adapun yang penting, perkembangan anak tetap dimonitor dari waktu ke waktu dan melihat perubahannya. Kendati perkembangan setiap anak berbeda, tetap ada penilaian yang bisa dilihat untuk mengetahui sejauh mana kemajuan si kecil. Penilaian tersebut mencakup empat aspek kemampuan fungsional,yaitu motorik kasar, motorik halus dan penglihatan, berbicara, bahasa, dan pendengaran, serta sosial emosi dan perilaku.

Jika kekurangan pada salah satu aspek kemampuan tersebut, maka akan memengaruhi aspek kemampuan yang lain. Jangan ragu untuk mencatat pola perkembangan anak dalam empat aspek itu. Karena itu, Anda bisa mengetahui dengan pasti perkembangannya dan segera bertindak jika ada kejanggalan.

“Misalnya untuk motorik kasar, usia bayi 0-3 bulan, dia menangis dan aktif bergerak, serta mampu mengangkat kepala, tersenyum, dan menengokkan kepala ke kanan dan kiri,” kata dokter yang praktik di RS Hermina Jatinegara dan Daan Mogot ini.

Sementara untuk kemampuan motorik halusnya, bayi sudah bisa mengepalkan tangan. Namun, Anda harus mengasah terus kemampuan motorik halusnya ini. Karena itu, tidak perlu bayi terus-terusan mengenakan kaus tangan. Hal itu agar bayi bisa belajar meraba dan memegang.

Sementara untuk pendengaran, bayi usia 1 bulan akan memberi respons terhadap suara yang keras.

Responsnya seperti mengedipkan mata, terkejut, atau terbangun dari tidurnya. Bayi juga sudah mulai familier dengan suara ibu dan ayahnya dan mencari sumber suara yang didengarnya. Bukan hanya itu, bayi juga sudah hafal bau khas kedua orangtuanya. Bayi lantas merasa lebih tenang jika mencium bau itu karena percaya orang tuanya ada terus menemani.

Adapun suara pertama yang dikeluarkan bayi adalah tangisan. Selanjutnya bayi memperhatikan wajah orang dan melihat mulut mereka bergerak-gerak ketika berbicara. Bayi lalu mencoba menirunya dengan mengeluarkan bunyi vokal. Menginjak usia 6 bulan, bayi belajar bahasa bibir, seperti mama, papa, dan dada. Jadi, jangan heran kalau anak Anda lebih senang memanggil mama.

Keterampilan berbicara ini berbarengan munculnya dengan kemampuan makan. Bayi memang senang memperhatikan gerak-gerik orang di sekelilingnya, terutama sang ibu. Bayi pun sebenarnya sudah mampu diajak berinteraksi. Seiring berjalannya waktu, kemampuan interaksi sosial ini semakin dinamis. Terlihat dari kontak mata yang makin intens, matanya yang mengikuti arah kita pergi dan tersenyum.

Sambil bermain bersama bayi Anda, coba pijat tubuhnya perlahan, pasti bayi akan menyukai pijatan yang dilakukan ibu atau ayahnya. Pemijatan sangat baik untuk tumbuh kembang bayi. Manfaatnya bagi fisik, peredaran darah bayi menjadi lancar. Sambil dipijat, Anda bisa merangsang perkembangannya dengan mengajak bicara dan sesekali menggelitik perut atau kakinya.

Perkembangan melibatkan perubahan, baik fungsi atau ukuran. Misalnya perkembangan inteligensia menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf. Perkembangan awal akan menentukan perkembangan selanjutnya. Dan, perkembangan mempunyai pola tetap.

Perkembangan berbicara tentang kualitas, sementara pertumbuhan menyoal kuantitas. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel dalam organ-organ tubuh, bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh, yang diukur dengan satuan panjang atau satuan berat.

“Laju pertumbuhan fisik ini perlu dinilai secara periodik untuk mengetahui kalau ada gangguan sehingga dapat diatasi sedini mungkin,” kata dr Efrianty Nugroho SpA.
(dat06/okezone)

www.femina.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar