Setiap anak tidaklah sama. Karenanya, perkembangannya juga berbeda.
Meski demikian, Anda harus tetap memantau perkembangan anak dari waktu
ke waktu dengan berpedoman pada penilaian perkembangan. Apa saja?
Saat berkumpul bersama teman-teman arisan, Novelia terkejut melihat
anak temannya telah bisa jalan sambil berpegangan. Sementara Toni,
putranya, belum bisa duduk sendiri. Padahal, usia mereka sama-sama masuk
tujuh bulan. Dalam hati, Novelia bertanyatanya, jangan-jangan anaknya
lamban perkembangannya dan apakah itu normal?
Anda mungkin juga
sering melontarkan pertanyaan itu kepada diri sendiri. Mengapa anak saya
telat bicara, padahal temannya sudah bisa bicara, mengapa anak dia
sudah bisa berjalan, sedangkan anak saya belum, dan segudang pertanyaan
lain.
“Setiap anak itu berbeda sehingga perkembangan antara anak
satu dan anak yang lain juga bervariasi. Variasi ini kadang memang cukup
besar,” kata dokter spesialis anak Nia Niasari.
Nia mengatakan,
orangtua sebaiknya tidak perlu cemas bila melihat perkembangan anaknya
tidak sepesat anak yang lain. Adapun yang penting, perkembangan anak
tetap dimonitor dari waktu ke waktu dan melihat perubahannya. Kendati
perkembangan setiap anak berbeda, tetap ada penilaian yang bisa dilihat
untuk mengetahui sejauh mana kemajuan si kecil. Penilaian tersebut
mencakup empat aspek kemampuan fungsional,yaitu motorik kasar, motorik
halus dan penglihatan, berbicara, bahasa, dan pendengaran, serta sosial
emosi dan perilaku.
Jika kekurangan pada salah satu aspek
kemampuan tersebut, maka akan memengaruhi aspek kemampuan yang lain.
Jangan ragu untuk mencatat pola perkembangan anak dalam empat aspek itu.
Karena itu, Anda bisa mengetahui dengan pasti perkembangannya dan
segera bertindak jika ada kejanggalan.
“Misalnya untuk motorik
kasar, usia bayi 0-3 bulan, dia menangis dan aktif bergerak, serta mampu
mengangkat kepala, tersenyum, dan menengokkan kepala ke kanan dan
kiri,” kata dokter yang praktik di RS Hermina Jatinegara dan Daan Mogot
ini.
Sementara untuk kemampuan motorik halusnya, bayi sudah bisa
mengepalkan tangan. Namun, Anda harus mengasah terus kemampuan motorik
halusnya ini. Karena itu, tidak perlu bayi terus-terusan mengenakan kaus
tangan. Hal itu agar bayi bisa belajar meraba dan memegang.
Sementara untuk pendengaran, bayi usia 1 bulan akan memberi respons terhadap suara yang keras.
Responsnya
seperti mengedipkan mata, terkejut, atau terbangun dari tidurnya. Bayi
juga sudah mulai familier dengan suara ibu dan ayahnya dan mencari
sumber suara yang didengarnya. Bukan hanya itu, bayi juga sudah hafal
bau khas kedua orangtuanya. Bayi lantas merasa lebih tenang jika mencium
bau itu karena percaya orang tuanya ada terus menemani.
Adapun
suara pertama yang dikeluarkan bayi adalah tangisan. Selanjutnya bayi
memperhatikan wajah orang dan melihat mulut mereka bergerak-gerak ketika
berbicara. Bayi lalu mencoba menirunya dengan mengeluarkan bunyi vokal.
Menginjak usia 6 bulan, bayi belajar bahasa bibir, seperti mama, papa,
dan dada. Jadi, jangan heran kalau anak Anda lebih senang memanggil
mama.
Keterampilan berbicara ini berbarengan munculnya dengan
kemampuan makan. Bayi memang senang memperhatikan gerak-gerik orang di
sekelilingnya, terutama sang ibu. Bayi pun sebenarnya sudah mampu diajak
berinteraksi. Seiring berjalannya waktu, kemampuan interaksi sosial ini
semakin dinamis. Terlihat dari kontak mata yang makin intens, matanya
yang mengikuti arah kita pergi dan tersenyum.
Sambil bermain
bersama bayi Anda, coba pijat tubuhnya perlahan, pasti bayi akan
menyukai pijatan yang dilakukan ibu atau ayahnya. Pemijatan sangat baik
untuk tumbuh kembang bayi. Manfaatnya bagi fisik, peredaran darah bayi
menjadi lancar. Sambil dipijat, Anda bisa merangsang perkembangannya
dengan mengajak bicara dan sesekali menggelitik perut atau kakinya.
Perkembangan
melibatkan perubahan, baik fungsi atau ukuran. Misalnya perkembangan
inteligensia menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf. Perkembangan
awal akan menentukan perkembangan selanjutnya. Dan, perkembangan
mempunyai pola tetap.
Perkembangan berbicara tentang kualitas,
sementara pertumbuhan menyoal kuantitas. Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran dan jumlah sel dalam organ-organ tubuh, bertambahnya ukuran
fisik dan struktur tubuh, yang diukur dengan satuan panjang atau satuan
berat.
“Laju pertumbuhan fisik ini perlu dinilai secara periodik
untuk mengetahui kalau ada gangguan sehingga dapat diatasi sedini
mungkin,” kata dr Efrianty Nugroho SpA.
(dat06/okezone)
www.femina.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar