Hidup Konsumtif Karena Jajanan
Erat berkaitan dengan masalah ini
adalah pengaruh konsumerisme yang bisa melanda diri anak.
Tayangan-tayangan iklan untuk menarik minat anak tersebut dikhawatirkan
membuat anak akan berlaku konsumtif.. Usaha untuk membangkitkan nafsu
konsumerisme anak, bila dibiarkan akan memberi dampak negatif dalam
keluarga. Orangtua yang terus membiarkan anak-anaknya menonton sembarang
tayangan televisi, tanpa bimbingan dan pengawasan, maka perlahan-lahan
membiarkan anak untuk menerima berbagai bentuk iklan untuk menyusup
dalam pikiran anak.
Anak sebagai buah hati orangtua memang memberikan
kebahagiaan dalam kehidupan berkeluarga. Yang menjadi masalah dalam
kebahagiaan ini adalah bila orangtua terlalu memanjakan anak sampai
memberikan uang jajan yang berlebihan atau mengabulkan semua keinginan
anak untuk jajan. Bukan kebahagiaan yang didapat, tapi anak akan berpola
hidup konsumtif.
Faktor Anak Suka Jajan
Bagi orangtua yang berekonomi menengah
ke atas, tentu tidak masalah jika anaknya hobi jajan. Tapi, bagi mereka
yang berpenghasilan tidak seberapa tentu akan menjadi masalah. Uang
jajan yang dikasih akan dirasa tidak cukup untuk memenuhi keinginan
jajannya.
Ada beberapa faktor mengapa anak suka jajan diluar.
1. Kebiasaan
anak jajan di luar rumah mungkin saja, karena apa yang disajikan di
rumah tidak menarik baginya. Dalam beberapa kasus yang kami temukan di
lapangan, anak jajan di warung karena dia merasa bosan dengan sajian
atau menu yang ada di rumah.
2. Kebiasaan
mengemil. Bila di rumah sering kali mengemil dan makanan yang dia suka
tidak ada, maka anak akan pergi ke warung untuk mencari makanan
pengganti untuk cemilannya.
3. Orang tua yang royal belanja.
Anak meniru sifat orangtua yang suka berbelanja makanan. Ditambah bila
orangtua jarang memasak dirumah untuk anak akan memberikan cukup alasan
bagi anak untuk mencari jajanan diluar.
4. Cukup
uang untuk jajan. Orang tuanya terbiasa memberikan uang yang cukup
banyak pada anak dan gampang menuruti keinginan anaknya untuk jajan.
Mengatasi anak yang suka jajan tidaklah gampang,
apalagi bila itu terpola cukup lama. Dibutuhkan ekstra kesabaran untuk
mengurangi nafsu jajan si anak. Tambah lagi dengan adanya pihak lain
seperti paman, tante, atau tetangga yang suka memberikan uang jajan
kepada anak supaya mereka bisa dekat dengan anak. Ini secara tidak
langsung memberikan kesempatan kepada anak untuk berlaku konsumtif.
Bagi orangtua yang sudah mengerti
tentang bahayanya jajan sembarangan juga harus mengajarkan dan
mengingatkan kepada orang terdekat anak untuk membantu orangtua dalam
mendidik anaknya supaya berhati-hati dalam menggunakan uang jajan.
Orangtua tidak perlu sungkan untuk melakukan itu karena anak adalah
tanggungjawab orangtua.
Cara Mengatasi
Tidak ada kiat jitu untuk mengatasi
anak yang kecanduan jajan. Mungkin beberapa masukan di bawah ini bisa
digunakan oleh para orangtua.
1. Membatasi
jajanan anak. Jajanan di luar tidak selamanya menjamin kesehatan. Perlu
disosialisasikan bahwa makanan bergizi lebih baik dari pada makanan yang
menarik mata untuk sesaat.
2. Memberikan uang jajan sepantasnya buat anak. Jangan biasakan anak berlaku boros.
Kalau bisa bekerjasama dengan pihak sekolah atau pengasuh lain yang
dirumah untuk mengawasi jenis jajanan yang dijual. Bila anak mau jajan
arahkan untuk jajan makanan yang sehat
3. Usahakan
membuat panganan sendiri yang sederhana setiap hari dan bisa dibawa
anak ke sekolah atau sebagai bekal pengganti anak untuk tidak jajan
sembarangan
4. Bila
anak menonton televisi, orangtua bisa mendampingi dan menjelaskan
tayangan iklan beragam makanan. Bila anak bertanya itu menjadi sarana
yang pas untuk berdialog tentang dampak buruk bila sering jajan
sembarangan.
5. Arahkan
anak untuk bisa menabung uang jajannya dan berikan motivasi untuk
membeli sesuatu yang berguna bagi pendidikannya atau untuk
kesehariannya.
6. Orangtua harus menjadi contoh hidup. Jangan suka menjadikan
supermarket sebagai tempat hiburan bagi anak. Kasihan anak sudah
melihat tapi tidak membeli. Kalau boleh ajak ke perpustakaan atau toko
buku sebagai tempat hiburan agar mereka gemar membaca.
Kesimpulan
Kita tahu bila
anak-anak sudah sering mengkonsumsi jajanan itu tidak hanya dalam jangka
waktu sebulan atau dua bulan, namun bertahun-tahun. Itu bisa dilakukan
selama bersekolah di tempat tersebut atau bisa dilingkungan rumah. Dari
penelitian BPOM diketahui, sebagian besar penganan yang dijajakan untuk
anak-anak mengandung bahan-bahan berbahaya seperti pewarna, pengawet,
dan pemanis buatan. Untuk pemanis buatan, relatif tak berbahaya. Namun,
anak-anak membutuhkan energi yang berasal dari gula alami bukan diganti
dengan gula lainnya.
Sebagai orangtua yang bijak, jangan ragu mengatakan, “tidak” atau “jangan” kepada
anak. Kata-kata itu hendaknya disertai alasan yang masuk akal. Anak
yang kecanduan jajan tidak hanya membahayakan kesehatan dan masa depan
anak tapi juga kehidupan pernikahan kedua orangtuanya. Orangtua bisa
ribut gara-gara kebiasaan jajan anak yang sembarangan. Papa salahakan
mama karena tidak jaga anak, mama salahkan papa karena kasih uang jajan
kebanyakan. Nah kalau sudah begini siapa yang repot?
SUMBER: http://edukasi.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar